Translate

Senin, 23 Februari 2015

Battleship Yamato


Kehebatan Yamato dilukiskan oleh AL Jepang sebagai kapal perang yang tidak mungkin ditenggelamkan.

<em>Yamato</em>, Pertahanan Terakhir Jepang di LautYamato dalam percobaan mesin di Selat Bungo, di luar Teluk Sukumo, Jepang, 20 Oktober 1941. (Yamato Museum/Wikimedia Commons)
Kapal perang Yamato dibangun ketika Jepang masuk terikat pernjanjian pembatasan senjata/alat perang, Washington Naval Treaty dan London Naval Treaty. Akibatnya, Jepang hanya boleh membangun kapal jenis kecil.
Tapi pada tahun 1936, perjanjian itu dicabut. Alhasil, Yamato yang semula dirancang untuk kapal kecil, diam-diam dimodifikasi. Yamato dibangun menjuadi kapal perang super berbobot total 72.800 ton. Pembangunannya dimulai 4 November 1937 di tempat rahasia, pangkalan Kure Naval Dockyard. Tiga tahun kemudian, 8 Agustus 1940, Yamato keluar dari sarang dan siap bertugas di medan laga.
Sebagai kapal perang super, badan kapal yang mengelilingi Yamato dilapisi baja setebal 410 milimeter. Sementara bagian deknya dilapisi baja setebal 200 milimeter. Senjata meriam yang dimilliki Yamato cukup banyak dan berkaliber besar. Pada tahun 1945, saat Yamato ditugaskan sebagai benteng pertahanan terakhir Jepang di laut, meriamnya ditambah.
Yamato yang sempat menjadi kapal bendera Admiral Yamamoto, pernah terlibat pertempuan di Midway, Battle of Phillipine Sea, Batyle of Leyte Gulf, dan Samar. Kehebatan Yamato dilukiskan oleh AL Jepang sebagai kapal perang yang tidak mungkin ditenggelamkan.
Kehebatan itu makin dahsyat ketika Yamato dilengkapi radar pencari pesawat dan kapal musuh. Kehebatan kapal ini pun terbukti. Sejumlah bom dan torpedo yang berhasil menghantam badannya, hanya menimbulkan kerusakan ringan. Jika sudah begitu, Yamato cukup kembali ke pangkalan dan kerusakannya diperbaiki. Kemudian ditambah meriam terbaru, seperti biasanya. Barulah Yamato bisa bertempur lagi.

Data Teknis

Type : Battleship / Super Battleship
Length : 256 m
Beam : 36.9 m
Draft : 11 m
Displacement : 65.027 ton / 71.659 ton (full loads)
Machinery : Steam Turbines
Speed : 50 km/h (27 knots)
Range : 7,200 nautical miles (13,334 km) at 30 km/h (16 knots)
Crew 2500-2800
Aircraft : 5-7

Armor :
Armor (belt) : 410 mm
Armor (central deck 75%) : 200 mm
Armor (outer deck 25%) : 226.5
Armour (turret) : 650 mm

Armament:
9 × 460 mm (18.1 in) (3×3)
6 × 155 mm (6.1 in) (2×3)
24 × 127 mm (5 in)
162 × 25 mm anti-aircraft (52×3, 6×1)
4 × 13.2 mm AA (2×2)

Yamato dan Musashi adalah kapal tempur kebanggaan AL Jepang (Imperial Japan Navy), keduanya adalah kapal tempur paling besar dan paling kuat sepanjang sejarah yang pernah dibuat manusia, dengan bobot hingga mencapai 71.659 ton - 72.800 ton. Kapal tempur paling besar milik Amerika (Iowa class) cuma 45.000 ton. Dan kapal tempur Jepang ini dilindungi oleh baja yang tebal, antara 200 mm hingga 650 mm. Sering sekali orang tidak mengira bahwa orang Jepang yang pada waktu perang dunia kedua rata-rata bertubuh kecil justru memiliki kapal tempur terbesar di dunia, dengan meriam yang paling besar yang pernah dipasang di kapal tempur pula.

Yamato dan Musashi sering dinamakan super battleship dan monster battleship oleh pihak sekutu, Inggris yang waktu itu terkenal akan kekuatan Navynya bahkan tidak mempunyai satupun kapal yang setara dengan Yamato dan Musashi. Pembuatannya dimulai dari tahun 1937 hingga diluncurkan 8 Agustus 1940 dan selesai pada Desember 1941. Sebenarnya ada tiga buah kapal sejenis Yamato yakni Yamato, Musashi dan Shinano, hanya saja Shinano kemudian sebelum sempat selesai diubah menjadi kapal induk. Namun nasib Shinano cukup tragis, Shinano yang saat itu merupakan kapal induk terbesar didunia tenggelam 10 hari setelah melaut oleh kapal selam Amerika. Yamato dan Musashi terlibat dalam Battle of Midway dan Battle of Philippine sea.

Dalam pertempuran di laut Filipina ini merupakan bencana bagi armada Jepang. Pada tanggal 23 Oktober formasi kapal-kapal ini Jepang diserang dua kapal selam Amerika, USS Darter dan USS Dace, mengakibatkan penjelajah berat Atago (10.000 ton) tenggelam. Penjelajah berat Takao (10.000 ton) juga terkena torpedo namun tidak sampai tenggelam. Penjelajah berat Maya (10.000 ton) ikut tenggelam setelah gudang mesiunya tertembus torpedo kapal selam Amerika.

Tanggal 24 Oktober super battleship Musashi tenggelam setelah terkena 19 bom dan 17 torpedo oleh pesawat-pesawat Amerika yang diluncurkan dari kapal induk USS Essex. Yamato sendiri terkena 3 bom armour-piercing namun tidak tenggelam dan kembali ke Jepang dengan selamat.

Pada tanggal 7 April 1945, Yamato diperintahkan berlayar menuju Okinawa, namun di tengah perjalanan tepatnya pukul 12:32 siang, Yamato diserang oleh 280 pesawat terbang dari satuan Task Force 58 Amerika dan terkena dua bom dan satu torpedo. Tidak lama kemudian muncul serangan gelombang kedua oleh 126 pesawat yang terdiri dari 48 pesawat Hellcat, 25 pesawat Helldiver dan 53 pesawat Avenger. Pada jam 14.23 setelah terkena 10 torpedo dan 7 bom Yamato tenggelam bersama hampir 2.500 awaknya dan juga laksamana Ito.

Meriam-meriam utama Yamato dan Musashi yang masing-masing berjumlah sembilan buah dengan diameter 18,1 inci (45,974 cm) adalah meriam yang paling besar yang pernah digunakan kapal tempur. Meriam paling besar dari kapal tempur Amerika 16 inci (40,64 cm). Meriam utama ini dapat menembak peluru hingga jarak 42 km. Persenjataan lainnya adalah 6 meriam 6.1 inci (15,5 cm), 24 meriam 5 inci (12,7 cm), 162 senjata anti pesawat (2.5 cm) dan 4 senjata anti pesawat (1.32 cm)

Senjata anti pesawat Yamato memang berjumlah banyak, terutama setelah Jepang menyadari bahaya akan serangan pesawat-pesawat dari kapal induk. Yamato yang bertubuh besar pastinya menjadi incaran yang mudah oleh pesawat musuh, walaupun Yamato sering kali dikawal secara kuat oleh kapal penjelajah dan kapal perusak namun pertempuran di Midway telah menyadarkan Jepang bahwa kapal induk adalah musuh yang paling berbahaya, sebelumnya angkatan laut dunia lebih menghargai kapal tempur dibandingkan kapal induk. Sebab sama seperti nasib Yamato dan Musashi, kapal tempur kebanggaan Inggris, Prince of Wales dan Repulse juga tenggelam di dekat Singapura 9 Desember 1941 juga disebabkan oleh pesawat-pesawat pengebom Jepang.

Image result for kapal perang yamato 

  jangan lupa follow me :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar